Haberdenizli – Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke Damaskus, ibu kota Suriah, pada Rabu, 16 Juli 2025. Serangan ini menyasar gedung Kementerian Pertahanan serta area sekitar istana presiden. Warga Damaskus sempat panik dan berlarian menyelamatkan diri saat ledakan mengguncang pusat kota.
Sinyal Tegas Israel untuk Pemerintah Suriah
Israel menegaskan serangan ini adalah upaya menghentikan pasukan pemerintah Suriah. Pasukan tersebut dituding menyerang komunitas Druze di Suriah Selatan. Israel menuduh pemerintahan sementara Presiden Ahmed al-Sharaa yang dipimpin kelompok Islamis, sebagai “jihadis yang menyamar”. Israel tidak akan membiarkan pasukan Suriah bergerak ke wilayah selatan. Tekanan dari komunitas Druze di Israel juga mendorong aksi militer ini.
“Baca Juga: Nenek 84 Tahun Korban Perampokan dan Penganiayaan Brutal”
Amerika Serikat Serukan Penghentian Konflik
Pemerintah Amerika Serikat turut mengambil langkah diplomatik untuk meredakan konflik. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan semua pihak terkait. “Telah disepakati sejumlah langkah spesifik untuk mengakhiri situasi yang meresahkan dan mengerikan malam ini,” ujarnya dikutip dari Reuters, Kamis (17/7/2025).
Situasi Damaskus Memburuk, Warga Diminta Waspada
Serangan ini menandai eskalasi signifikan antara Israel dan Suriah di bawah rezim baru. Kondisi di Damaskus pun semakin mencekam. Warga diminta untuk tetap waspada dan menghindari area yang menjadi target serangan. Pemerintah setempat masih mengevakuasi korban dan menilai dampak kerusakan di pusat kota.
PBB Jadwalkan Sidang Bahas Konflik Suriah, Israel Desak Kutukan Atas Serangan
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menggelar sidang khusus pada Kamis, 17 Juli 2025. Agenda sidang tersebut adalah membahas memburuknya konflik bersenjata di Suriah. Informasi ini disampaikan oleh sejumlah diplomat internasional yang mengikuti perkembangan situasi Timur Tengah.
Sidang PBB digelar sebagai respons atas eskalasi serangan Israel ke Damaskus. Serangan itu menghantam gedung pemerintahan dan kawasan vital di ibu kota Suriah. Banyak warga sipil terpaksa melarikan diri dari lokasi serangan demi menyelamatkan diri.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, memberikan pernyataan tegas terkait sidang tersebut. Ia menegaskan perlunya Dewan Keamanan untuk mengutuk kekejaman yang terjadi di Suriah. “Dewan harus mengutuk kejahatan biadab terhadap warga sipil tak berdosa di tanah Suriah,” tegas Danon.
“Baca Juga: Banjir Bandang Texas Renggut 97 Nyawa, Puluhan Masih Dicari”
Menurut para diplomat, tekanan internasional terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik semakin menguat. Negara-negara anggota PBB mendesak adanya langkah nyata menghentikan kekerasan dan melindungi warga sipil. Sidang dijadwalkan berlangsung terbuka agar seluruh dunia dapat memantau pembahasan secara transparan.
PBB juga menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dari aksi kekerasan lebih lanjut. Konflik yang terus meluas dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi stabilitas kawasan Timur Tengah. Komunitas internasional berharap sidang ini menghasilkan keputusan tegas demi perlindungan warga sipil dan terciptanya perdamaian di Suriah.





Leave a Reply