Israel Umumkan Jeda Serangan Gaza, Bantuan Mengalir

Israel Umumkan Jeda Serangan Gaza, Bantuan Mengalir

Haberdenizli –  Israel menghentikan operasi militernya selama 10 jam setiap hari di beberapa wilayah Gaza. Langkah ini diumumkan pada Minggu (27/7/2025) sebagai bagian dari upaya membuka jalur bantuan kemanusiaan. Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA) mulai menjatuhkan bantuan melalui udara ke wilayah yang terdampak.

Keputusan Israel membuka koridor bantuan baru disampaikan setelah tekanan internasional semakin meningkat. Blokade yang diberlakukan Israel menyebabkan kelangkaan makanan parah. Warga Palestina dilaporkan mengalami malnutrisi berat, dan banyak gambar yang menunjukkan kondisi tubuh kurus kering menyebar ke publik dunia.

Krisis ini menuai reaksi keras dari komunitas internasional. Pemerintah Israel membantah tuduhan bahwa mereka menghalangi bantuan. Namun, tekanan diplomatik terus bertambah, terutama setelah gagalnya perundingan gencatan senjata di Doha antara Israel dan kelompok militan Hamas.

Perundingan itu tidak menghasilkan kesepakatan. Negosiasi juga mencakup isu pembebasan sandera, namun tidak membuahkan hasil. Ketidakjelasan ini menambah ketegangan di kawasan.

“Baca Juga: Tas Arya Daru Ditemukan di Kemlu, Ini Isinya”

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, saat kunjungan ke Skotlandia, menyatakan bahwa Israel harus segera memutuskan langkah selanjutnya. Ia menambahkan, “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya setelah kegagalan gencatan senjata dan pembicaraan pembebasan sandera.”

Langkah penghentian sementara serangan dan pembukaan jalur bantuan dipandang sebagai sinyal bahwa Israel mempertimbangkan tekanan internasional. Namun, tanpa gencatan senjata penuh dan kesepakatan diplomatik, masa depan Gaza masih dibayangi ketidakpastian.

Situasi kemanusiaan di Gaza membutuhkan solusi jangka panjang, dan dunia kini menunggu keputusan politik dari pihak-pihak yang terlibat.

Israel Terapkan Jeda Militer dan Buka Jalur Bantuan untuk Gaza

Israel menghentikan operasi militer setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat di beberapa wilayah Gaza. Wilayah yang terdampak jeda ini meliputi Al-Mawasi, pusat Deir al-Balah, dan Kota Gaza bagian utara. Selain itu, rute aman bagi pengiriman bantuan akan dibuka dari pukul 06.00 hingga 23.00 setiap hari.

Langkah ini memungkinkan akses kemanusiaan yang lebih besar ke wilayah Gaza, yang telah dilanda krisis sejak konflik meletus pada 2023. Badan Pangan Dunia (WFP) menyatakan pihaknya masih menunggu izin cepat dari Israel untuk bisa segera mengirimkan truk bantuan. Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, menyebut Israel telah melonggarkan sebagian pembatasan pergerakan.

“Lebih dari 100 truk kini siap menyeberang ke Gaza. Ini langkah maju, tapi masih belum cukup,” ujar Fletcher, dikutip dari Reuters.

“Baca Juga: Kamboja Minta Gencatan Senjata Tanpa Syarat ke Thailand”

Sementara itu, Yordania dan Uni Emirat Arab mengirimkan 25 ton bantuan ke Gaza melalui pengiriman udara pada Minggu. Ini merupakan pengiriman bantuan udara pertama dari kedua negara dalam beberapa bulan terakhir. Namun, pejabat Palestina menyebut sedikitnya 10 warga terluka akibat jatuhnya kotak bantuan.

UEA juga mulai memasang pipa untuk menyalurkan air dari fasilitas desalinasi di Mesir ke wilayah Gaza. Proyek ini ditargetkan melayani 600.000 penduduk di sepanjang pesisir Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan enam kematian baru akibat malnutrisi, menambah jumlah korban sejak awal perang menjadi 133 jiwa, termasuk 87 anak-anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *