Trump Putin di Alaska Gagal Akhiri Perang Ukraina

Trump Putin di Alaska Gagal Akhiri Perang Ukraina

Haberdenizli – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Anchorage, Alaska, pada Jumat (15/8/2025). Pertemuan puncak ini berlangsung tiga jam dan diharapkan menjadi momentum bersejarah untuk mengakhiri perang di Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Kunjungan Putin ke Amerika Serikat menjadi yang pertama dalam lebih dari satu dekade, sehingga menambah bobot diplomatik dari agenda tersebut.

Dalam pembahasan, kedua pemimpin menyinggung isu gencatan senjata, pertukaran tawanan, hingga kemungkinan jaminan keamanan bagi Ukraina. Trump menegaskan bahwa Washington “berkomitmen mencari solusi yang adil bagi rakyat Ukraina,” sementara Putin menyebut dialog tersebut sebagai “awal positif menuju pemahaman lebih baik.” Namun, hingga akhir pertemuan, tidak ada kesepakatan resmi yang dihasilkan.

“Baca Juga: Kuasa Hukum Warga Dikeroyok Saat Demo Pati Ricuh”

Kegagalan mencapai kesepakatan menambah panjang daftar negosiasi buntu antara Moskow dan Barat. Sejak invasi, lebih dari 10 juta warga Ukraina telah mengungsi, dan korban sipil menurut PBB mencapai ratusan ribu jiwa. Dampak global juga terasa dengan lonjakan harga energi, pangan, dan ketidakstabilan rantai pasok yang menghantam banyak negara.

Meski hasilnya belum konkret, pertemuan ini membuka kembali jalur komunikasi langsung antara dua kekuatan besar dunia. Banyak pengamat menilai bahwa sekadar duduk bersama sudah menjadi langkah penting untuk menghindari eskalasi lebih lanjut, terutama terkait risiko penggunaan senjata strategis.

Ke depan, komunitas internasional menanti tindak lanjut dari kedua pemimpin. Tanpa terobosan nyata, konflik di Ukraina berpotensi terus berlanjut dan memperburuk stabilitas geopolitik global. Pertemuan di Alaska menjadi pengingat bahwa diplomasi tetap menjadi kunci, meski jalan menuju perdamaian masih panjang dan penuh rintangan.

Trump-Putin di Alaska Bahas Konflik Ukraina, Isyarat Pertemuan dengan Zelensky

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar KTT di Anchorage, Alaska, pada Jumat (15/8/2025). Pertemuan berlangsung tiga jam dengan agenda utama menghentikan perang Ukraina yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan memicu krisis kemanusiaan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Trump menyebut perundingan itu memberi kemajuan. “Kami telah membuat beberapa kemajuan,” katanya di depan latar bertuliskan Mengejar Perdamaian. Namun, ia juga menegaskan, “Tidak ada kesepakatan sampai ada kesepakatan,” menandakan bahwa hasil konkret belum tercapai. Menurut Reuters, diskusi awal tidak menunjukkan langkah berarti menuju gencatan senjata, meski isu tersebut menjadi target utama KTT.

“Baca Juga: Pria 22 Tahun Tewas Ditusuk 16 Kali dan Ditembak”

Usai pertemuan, Trump mengumumkan penundaan tarif terhadap China yang membeli minyak Rusia, sembari menargetkan India dengan tarif 25% untuk impor minyak. Sikap ini menunjukkan strategi ekonomi Washington yang terhubung erat dengan geopolitik energi. Meski pernah mengancam sanksi terhadap Moskow, Trump belum merealisasikannya, bahkan setelah Putin melanggar tenggat gencatan senjata yang ia tetapkan awal bulan ini.

Dalam wawancara dengan Fox News, Trump juga mengisyaratkan kemungkinan pertemuan tiga pihak dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Namun, ia tidak memberikan detail mengenai waktu maupun penyelenggara pertemuan. Sebaliknya, Putin menekankan perlunya mengatasi “akar penyebab” konflik, yang dalam pandangan Moskow mencakup perluasan NATO dan dukungan Barat terhadap Kyiv.

Sejak invasi KTT Rusia pada Februari 2022, lebih dari 10 juta warga Ukraina terpaksa mengungsi, dan ekonomi global terguncang akibat lonjakan harga energi serta pangan. Pertemuan Alaska dinilai membuka kembali jalur komunikasi, tetapi tanpa langkah nyata, perang berisiko terus berlanjut. Dunia kini menunggu apakah rencana pertemuan dengan Zelensky dapat menjadi titik awal menuju negosiasi damai yang lebih substansial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *