Haberdenizli – Amerika Serikat kembali menunjukkan kekhawatirannya terhadap ketergantungan tinggi pada chip buatan Taiwan, khususnya dari raksasa semikonduktor TSMC. Guna mengantisipasi potensi gangguan suplai di masa depan, AS mendorong Taiwan untuk mengalihkan hingga 50 persen kapasitas produksi chip ke wilayah Amerika. Namun, permintaan ini langsung mendapat penolakan dari pejabat tinggi Taiwan.
“Baca Juga: MSI Upgrade PSU MAG GLS ke Sertifikasi Platinum”
Wakil Perdana Menteri Taiwan, Cheng Li-chun, dalam pernyataan publik pekan lalu menyebut bahwa permintaan tersebut belum pernah dibahas secara resmi. Ia menyebut bahwa semua diskusi yang dilakukan dengan pemerintah Amerika Serikat hanya berfokus pada persoalan tarif perdagangan, bukan soal pemindahan produksi chip.
Sebaliknya, Howard Lutnick selaku pejabat AS menyatakan bahwa diskusi tentang membagi setengah kapasitas produksi TSMC memang sempat disinggung. Hal ini langsung dibantah tegas oleh Cheng, yang menyebut bahwa tawaran itu merupakan bentuk eksploitasi. Ia mengatakan bahwa tidak ada satu pun pihak yang berhak menjual Taiwan, merusak posisi TSMC, atau melemahkan apa yang dikenal sebagai “silicon shield”.
Silicon shield adalah teori geopolitik yang menyatakan bahwa posisi strategis Taiwan sebagai pusat produksi chip dunia memberi perlindungan dari ancaman invasi. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang memiliki kepentingan global yang besar dalam menjaga stabilitas produksi chip di Taiwan.
Para pemimpin Taiwan melihat bahwa jika separuh produksi dipindahkan ke luar negeri, negara mereka bisa kehilangan kekuatan tawar yang penting dalam geopolitik global. Mereka khawatir kehilangan pengaruh yang telah dibangun melalui dominasi dalam rantai pasok semikonduktor.
TSMC Terus Kembangkan Fasilitas di AS, Tapi Jaga Akar Produksi di Taiwan
Meskipun menolak pembagian kapasitas secara besar-besaran, Taiwan tidak menutup diri terhadap investasi luar negeri. TSMC sendiri telah berkomitmen untuk membangun fasilitas produksi di Amerika Serikat dengan investasi mencapai USD 65 miliar. Pabrik pertama mereka di Arizona sudah mulai beroperasi dan memproduksi chip 4 nanometer untuk kebutuhan teknologi tinggi.
TSMC juga merencanakan pengembangan pabrik kedua dan ketiga yang dijadwalkan memproduksi chip 2 nanometer antara tahun 2028 hingga 2029. Ini menunjukkan bahwa TSMC tetap berupaya mendukung kebutuhan pasar global tanpa sepenuhnya memindahkan kekuatan produksinya dari tanah air.
“Baca Juga: Qualcomm Akuisisi Arduino untuk Kembangkan Prototyping AI”
Namun, para pengambil kebijakan di Taiwan ingin memastikan bahwa pusat kendali tetap berada di dalam negeri. Keputusan ini tidak hanya berlandaskan ekonomi, tetapi juga mencerminkan upaya mempertahankan kedaulatan nasional dalam industri strategis.
Dengan menjaga sebagian besar produksi tetap berada di Taiwan, negara ini terus memainkan peran sentral dalam ekosistem teknologi global. Meski tekanan dari negara besar terus datang, Taiwan dan TSMC memilih jalan yang mempertahankan posisi mereka sebagai tulang punggung industri semikonduktor dunia.
Ke depan, tantangan bagi Taiwan adalah menjaga keseimbangan antara ekspansi internasional dan mempertahankan kekuatan dalam negeri. Jika berhasil, Taiwan akan tetap menjadi pemain kunci dalam teknologi global tanpa harus kehilangan kendali atas aset strategisnya.





Leave a Reply